Tuesday, January 02, 2007

Internet Marketing

Sejak bergabung dengan bisnis online tersebut, saya semakin rajin online. Setiap hari, setelah makan malam, saya selalu online. Saya sangat serius menjalankan bisnis tersebut. Saya benar-benar merasa seperti seorang internet marketer. Sedikit demi sedikit saya belajar dan mulai mengerti tentang internet marketing.

Kira-kira 6 bulan saya menjalankannya, saya tidak mendapatkan penghasilan apa-apa. Yang pertama karena saya sendiri tidak mengerti tentang produk yang saya tawarkan. Produknya berupa alat-alat finansial, yang untuk saya sendiri, saya merasa tidak ada manfaatnya.

Tapi saya sama sekali tidak menyesal, walaupun selama 6 bulan itu sebagian besar gaji saya, saya investasikan untuk menjalankan bisnis tersebut. Mulai dari sambungan internet di rumah, biaya promosi di internet, iuran bulanan yang harus saya bayar. Karena yang dijual sebenarnya bukan produk, tapi keanggotaan. Selama saya menjadi anggota, saya harus membayar iuran bulanan. Apabila saya mendapat downline, dan selama downline tersebut masih menjadi anggota, maka saya akan mendapat bonus dari iuran yang dibayarkan downline saya. Memang waktu itu sempat terjadi pro dan kontra, apakah bisnis ini adalah money game.

Akhirnya karena saya sendiri merasa bahwa produknya tidak bermanfaat untuk saya, maka saya putuskan untuk mengundurkan diri. Sebelum saya mengundurkan diri, ada salah satu crossline saya, waktu itu kita sering chating. Selain menjalankan bisnis ini, dia juga menjalankan bisnis lainnya, MLM. MLM yang asalnya dijalankan secara offline, dia jalankan dengan cara online.
Kebetulan saya pernah ditawari MLM yang sama oleh teman saya tapi saya tidak tertarik, karena menurut saya produknya tidak unik. Dan waktu itu saya juga lagi serius dengan bisnis online saya.

Tiba-tiba saya teringat kejadian 2 tahun sebelumnya, kira-kira tahun 2003, saya masih usaha produk bayi, mama saya menderita osteoporosis. Setiap hari mama saya selalu mengeluh tentang lututnya. Beliau bilang, kalau dipakai jalan, apalagi naik tangga, kebetulan rumah saya bertingkat, tempurung lututnya terasa seperti mau lepas. Sudah ke dokter, diberi Calsium, tapi tidak ada hasil.

Sebelumnya saya sudah pernah mendegar tentang khasiat Calsium Tianshi dari temannya tunangan saya. Akhirnya saya putuskan untuk mencoba memberikan mama saya Calsium Tianshi. Dalam hati saya bilang, “tidak ada salahnya mencoba, siapa tau benar-benar berkhasiat.” Saya langsung ke stockist yang ada di Darmo Park. Kebetulan saya pernah diajak kesana oleh temannya tunangan saya itu. Pertama saya membeli 1 kotak Calsium I. Setelah habis, saya beli lagi 1 kotak, kali ini Calcium 2. Setelah mengkonsumsi kira-kira satu bulan, keluhannya hilang.

Dulu saya taunya kalau Tianshi cuma jualan Calsium, ndak tau produk yang lainnya. Dan setau saya, tidak ada MLM lain yang jualan Calsium. Juga di pasaran, tidak ada Calsium seperti punya Tianshi, karena mama saya sendiri sudah ke dokter, tapi tidak ada hasilnya.

Saya tetap fokus pada impian saya. Saya ingin memiliki bisnis yang bisa saya kerjakan dimana saja, kapan saja. Saya juga ingin menjadi seorang internet marketer yang sukses. Saya ingin setiap hari saya bisa keliling dunia tanpa kuatir meninggalkan bisnis saya karena saya bisa mengerjakan bisnis saya dari mana saja dan kapan saja saya mau. Saya sering membayangkan saya sedang duduk di café, mengerjakan bisnis saya melalui sebuah laptop, ditemani secangkir kopi hangat dan snack. Saya juga sering membayangkan, saya lagi duduk di pinggir kolam renang, mengerjakan bisnis saya sambil menemani anak-anak dan istri saya berenang, walaupun saya belum menikah dan punya anak.

Fokus pada impian Anda, maka Anda pasti akan menemukan jalan. Seberapapun sulitnya masalah yang Anda hadapi saat ini, tetap fokus pada impian Anda.

Karena info yang saya dapat dari crossline saya di bisnis sebelumnya, bahwa MLM offline juga bisa dikerjakan secara online, dan dari pengalaman mama saya mengkonsumsi produk Tianshi, maka saya lalu memutuskan pilihan saya pada Tianshi. Malam itu juga saya langsung menelepon Pak Juanda, sponsor saya.

Pak, gimana kabarnya?
“Baik”.
Pak Juanda masih jalan di Tianshi?
“Masih.”
Saya masih ingat, jawabnya santai banget. Mungkin karena waktu itu beliau sudah *7 ya. Coba kalau baru *3, pasti semangat sekali jawabnya.
Aku mau daftar, besok aku ke kantor ya pak.
“Silahkan.”

Besoknya, jam istirahat siang, waktu itu status saya masih sebagai karyawan, saya langsung cepat-cepat ke kantornya Pak Juanda untuk mengisi formulir pendaftaran. Saya join *1 dulu, bayar uang pendaftaran Rp 85ribu.

Oya, saya masih ingat. Waktu itu kebetulan saya lagi menjalankan MLM lain, selain yang di internet itu. MLM yang produknya asuransi kecelakaan. Yang nawari manager saya di perusahaan terakhir saya bekerja. Jadi sekalian, saya join Tianshi, saya juga prospek Pak Juanda untuk join di MLM asuransi saya itu. Jadi tukar-tukaran bisnis. Cuma dari awal Pak Juanda sudah bilang kalau dia sudah fokus di Tianshi, gak bakal jalankan bisnis MLM asuransi itu. Mungkin karena dia sungkan aja sama saya, makanya join. Paling ndak kan dapat perlindungan asuransi 1 tahun. Tapi saya juga sudah berhenti, karena repot, harus diperpanjang tiap tahun. Kalau lupa, ulang dari awal. Kalau di Tianshi kan, sekali untuk selamanya. Gak perlu takut lupa. Lagian sudah ada support system yang ngajarkan kita bagaimana cara menjalankan bisnisnya.

Nah, sejak saya join di Tianshi, saya makin sering online. Saya putuskan untuk mengundurkan diri dari MLM online saya yang sebelumnya itu. Saya mulai mikirkan cara, bagaimana membuat supaya Tianshi bisa dikerjakan secara online?

Awal join di Tianshi, saya tidak pernah ke pertemuan-pertemuannya. Dalam hati saya pikir, kalau nanti saya menjalankan Tianshi secara online, saya tidak butuh pertemuan-pertemuan offline seperti itu. Tapi karena beberapa kali diajak sama Pak Juanda, akhirnya ya sudah, saya coba datang.

Datang pertama kali, saya sempat heran. Wah, lihat orang-orang disana rapi amat, pakai jas semua. Jujur, dulu saya merasa aneh liat pemandangan seperti itu. Malahan saya pernah datang ke pertemuan OPP pakai baju kaos, celana pendek dan sandal. Waktu itu OPPnya di hotel Garden Palace Surabaya. Dalam pikiran saya, kalau saya menjalankan Tianshi secara online, siapa yang akan melihat saya? Saya bisa menjalankan Tianshi anyplace-anytime, dari tempat tidur pun saya bisa. Ngapain saya harus pakai jas?

Hebatnya, waktu itu Pak Juanda, sponsor saya ndak marah, juga ndak negur saya supaya OPP berikutnya ndak pakai celana pendek lagi. Beliau cuma bilang, “wah”, sambil senyum-senyum gitu. Akhirnya saya yang merasa gak enak sendiri, sungkan dengan yang lainnya. Mulai itu saya ndak pernah pakai celana pendek lagi, tapi juga masih risih pakai jas.

Sejak pertama kali datang ke OPP, saya mulai rajin ke OPP. Karena saya merasa saya mendapatkan sesuatu yang baru. Selain mulai mengerti tentang bisnisnya, setiap OPP pembicaranya selalu beda. Nah pasti ada sesuatu yang saya dapatkan, yang bisa saya gunakan pada saat saya mempresentasi orang lain. Dulu saya sama sekali tidak bisa presentasi. Ada beberapa prospek, saya bawa ke Pak Juanda, Pak Juanda yang bantu presentasi. Pernah juga saya dibantu oleh adik iparnya Pak Juanda, itu Pak Geofanny.

Sebelumnya, sekitar bulan Febuari 2005 saya memiliki rencana ingin berangkat ke Taiwan untuk sekolah bahasa. Tetapi rencananya tersebut tidak ada kelanjutannya. Tiba-tiba sekitar Juni 2005, tunangan saya waktu itu, bicara lagi masalah ke Taiwan, dan akhirnya kami putuskan untuk berangkat bersama ke Taiwan, sekolah bahasa mandarin sambil bekerja part time. Saya pengen ganti suasana. Dalam pikiran saya, kalau-kalau selama di Taiwan saya bisa mendapatkan sesuatu. Waktu itu saya masih dalam keadaan down, saya sedang mencari-cari jalan. Saya tidak tau harus berbuat apa.

Perkiraan saya, awal September kami bisa berangkat ke Taiwan. Jadi awal Agustus 2005 saya putuskan untuk resign dari pekerjaan saya yang terakhir. Karena waktu itu saya merasa jenuh dengan pekerjaan saya. Dan pada tanggal 1 September 2005 saya resmi berhenti.

Ternyata meleset, setelah keluar dari kerjaan saya yang terakhir, visa belum keluar. Saya nganggur, gak ada kerjaan. Padahal saya tetap butuh uang untuk kebutuhan sehari-hari, pulsa handphone, sambungan internet, dan lain-lain. Waktu itu saya belum memperoleh penghasilan dari Tianshi karena masih baru.

Nah, waktu kerja di perusahaan lama, jabatan saya adalah marketing & promotion staff. Saya banyak kenal dengan orang-orang dari bidang usaha advertising, yang jualan souvenir untuk promosi. Waktu itu saya tertarik dengan satu produk, menurut saya unik dan untungnya juga lumayan. Produknya adalah gantungan kunci karet. Bisa dicetak sesuai pesanan konsumen.

Saya contact suppliernya, kebetulan sebelumnya kita sudah kenal, jadi ngomongnya lebih enak. Akhirnya saya nyari order, dia yang garap produksinya. Saya hubungi teman-teman dan kenalan-kenalan saya, saya tawari. Saya juga pasang iklan di internet. Karena fokus saya, saya tetap ingin menjadi internet marketer. Dari situ saya dapat duit lumayan. Waktu itu dalam satu bulan saya bisa dapat lebih dari gaji saya di perusahaan terakhir saya bekerja. Uang itu juga yang saya pakai untuk liburan di Lombok. Jadi waktu itu, selain jalani Tianshi, saya juga usaha jualan gantungan kunci karet.

Rencana saya waktu itu, saya ingin mengembangkan Tianshi di tempat kelahiran saya, Sumbawa Besar, NTB. Tapi karena saya nunggu pertemuan akbar Unicore, Vision Seminar. Waktu itu diadakan tanggal 9 Oktober 2005, saya sengaja menunda waktu untuk pulang ke Sumbawa. Beberapa hari setelah Vision Seminar, saya pulang ke Sumbawa.

No comments: